Temukan sepenggal harapan dengan syairku.

Jumat, 18 November 2011

Alangkah Jomponya

Alangkah Jomponya 
(Negeri kita)
Karya : Tifani Berlinda

Negeri ini seakan berjalan tanpa imajinasi kreative
Tanpa adanya refolusi yang aktive
Pencetusannya penuh dengan orasi berspekulative
Oleh orang orang exekutive

Demokrasi ditiangkan di atas mimbar
Yang disamar samarkan topeng aparat
Diacungkan pula pancasila sebagai pilar
Tetap sajalah disamar samarkan topeng aparat

Zaman semakin menunjukan kepesatannya
Dengan melahirkan induk tikus berdasi
Menggali ilmu  ke  negeri tetangga
Tanpa mengantongi karakter berdasi

Dasi  diasumsikan sarjana
Dasi sebagai mahkota
Dasi menentukan tahta
Dasi menjadi sebuah cita cita


Negeri ini laksana negeri harry potter
Semua diatur dengan sihir
Sebutir kokoa diubahnya menjadi pidana
Uang rakyat rayap pun dapat diubah menjadi perdata

Dimana tiang keadilan ?
Dimana pondasinya diletakan ?
Mereka tidur ?
Atau sedang menikmati sanur ?

Haha
Hahahaha
Hahahahahahaha
Hahahahahahahahahaha

Sayup tawa merayap di dinding meja hijau
Disana hakim dan jaksa bermain sedotan
Berbagai macam merek koper disodorkan
Yang hitam atau putih tetap menjadi kelabu

Baru  beruasia 66 tahun, sudah jompo
Negeri ini patut dirawat di panti jompo
Cucunya ada yang menjadi tukang obat, perawat bahkan pejabat

Apa ini disebut aturan duplet ?
Ataukah aturan oktet ?
Benarkan hukum keppler I atau II atau mungkin III ?
Ah, alangkah jomponya (negeri ini)
Ah, alangkah jomponya (negeri kita)




Selasa, 01 November 2011

Hembusan Rindu

Wahai angin malam ! 
Sampaikan hembusan kerinduan rembualan untuk kejoranya 
Kejora yang ada di langit mendung tanpa kerudung ! ! ! ! 
-Tifani Rizkita Berlinda-